Oleh : Ustad Abd Rahman Syam.S.Pd.I
الْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِي بَعْدَهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ: ﴿وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرِ وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ ﴾ (الفجر : ١ – ٣)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha mening katkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Bulan yang paling mulia dalam setahun adalah bulan Ramadlan, hari yang paling mulia dalam seminggu adalah hari Jum’at dan hari yang paling mulia sepanjang tahun adalah hari Arafah. Hari Arafah adalah hari kesembilan Dzulhijjah.
Di Indonesia berdasarkan hasil muroqobah hilal atau pemantauan bulan tanggal satu, telah ditetapkan bahwa tanggal 1 Dzul Hijjah jatuh pada tanggal Rabu 28 Juni 2025, sehingga hari Arafah Jatuh pada hari Kamis tanggal 5 Juni 2025 dan hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 6 Juni 2025.
Tentang keutamaan hari Arafah, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
أَفْضَلُ الأَيَّامِ يَوْمُ عَرَفَةَ
“Hari yang paling mulia adalah hari Arafah” HR Ahmad
Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَفْضَلُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Tidak ada hari yang lebih utama menurut Allah dari hari Arafah” HR Abdur Razzaq dalam kitab al Mushon naf.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Pada hari Arafah, kita lebih ditekankan untuk melakukan berbagai amal kebaikan seperti sholat, puasa, shodaqoh, membaca tasbih, takbir, tahmid dan tahlil serta memperbanyak do’a.
Di antara amalan yang disunnahkan utuk dilakukan oleh umat Islam pada hari ini adalah puasa Arafah. Ketika ditanya mengenai puasa arafah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ (رواه مسلم)
Maknanya: “Puasa arafah memiliki keutamaan menghapus dosa-dosa (kecil) setahun yang telah berlalu dan setahun yang akan datang” (HR Muslim)
Seorang muslim yang merasa banyak melakukan dosa-dosa dalam kehidupan sehari-harinya pasti tidak menyia-nyiakan hari Arafah untuk menghapus kan dosa-dosa yang pernah dilakukan nya, yaitu dengan berpuasa Arafah.
Orang yang memikirkan keselamatan dan kebahagian di kehidupan akhirat yang abadi hendaknya memanfaatkan hari Arafah dengan sebaik-baiknya dengan memper banyak amal sholih di dalamnya.
Karena pada tahun depan belum tentu dia akan kembali bertemu dengan hari yang paling mulia ini.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Pada hari Arafah Allah ta’ala paling banyak membebaskan para hambanya dari api neraka, lebih pada hari-hari lainnya. Dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيْهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ (رواه مسلم)
Maknanya: “Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba dari neraka sebanyak yang la bebaskan pada hari arafah” (HR Muslim)
Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam al-Muwaththa’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا رُوِيَ الشَّيْطَانُ يَوْمًا هُوَ فِيْهِ أَصْغَرُ، وَلَا أَدْحَرُ وَلَا أَحْفَرُ، وَلَا أَغْيَظُ مِنْهُ فِي يَوْمِ عَرَفَةً (رواه الإمام مالك)
Maknanya: “Tidaklah syetan terlihat lebih terhina, lebih terusir, lebih ternista dan lebih marah kecuali pada hari arafah” (HR Imam Malik)
Hal itu dikarenakan begitu banyak rahmat Allah yang turun pada hari Arafah dan begitu banyak pengampunan dosa yang Allah anugerahkan kepada para hamba-Nya pada hari itu. Hal-hal semacam ini tentu sangat dibenci oleh syetan.
Karena misi utama syetan adalah menyesat kan manusia dan menyeret mereka ke dalam api neraka. Sementara pada hari Arafah Allah secara besar-besaran membebaskan para hambanya dari api neraka.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada hari Arafah kita juga dianjurkan untuk memperbanyak do’a, meminta kepada Allah hajat-hajat kita, baik hajat duniawi maupun ukhrawi. Karena hari Arafah adalah hari mustajabnya do’a, sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
أَفْضَلُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَأَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ( رواه الإمام مالك )
Maknanya: “Doa yang paling utama adalah do’a pada hari Arafah dan sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah kalimat tauhid, yaitu لا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ” HR Imam Malik.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan do’a dan dzikir yang hendaknya dibaca pada hari Arafah. Beliu bersabda:
أَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّوْنَ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Ucapan yang paling mulia yang aku ucapkan dan diucapkan para Nabi pada sore Arafah adalah:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَ
كُلِّ شَيْءٍ قَدِي
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Para hari Arafah umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah haji berkumpul di tanah Arafah, yang disebut dengan wukuf di Arafah. Wukuf di Arafah adalah salah satu rukun haji yang harus di perhatikan oleh orang-orang yang sedang menunaikan ibadah haji, mengingat waktu pelaksanaannya yang sangat singkat, yaitu mulia dari waktu dzhuhur pada tanggal 9 Dzul hijjah sampai dengan terbitnya fajar shodiq pada hari raya Idul Adlha (10 Dzul Hijjah).
Pada saat ini semua orang yang sedang ihram haji harus berada di tanah Arafah, meski dia berada di atas kendaraan, di atas pohon, tidur atau sekedar lewat.
Bagi kaum laki-laki yang lebih utama melakukan wukuf di bebatuan yang besar yang berada di bawah gunung Rahmah, dan bagi perempuan di pinggir-pinggir tanah Arafah, agar tidak berdesakan dengan kaum laki-laki.
Disunnahkan juga untuk mengumpulkan antara malam dan siang, dan jika tidak dilakukan maka hukumnya makruh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الحَجُ عَرَفَةُ “Haji itu Arafah”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada saat wukuf di Arafah semua orang berkumpul dalam satu tempat dengan berpakaian dengan pakaian yang sama.
Tidak ada lagi perbedaan antara orang kaya dan miskin, tidak ada lagi perbedaan antara pejabat dan rakyat jelata.
Yang membedakan mereka hanyalah ketaqwaannya, mereka yang paling banyak ketaatannya kepada Allah maka akan menjadi orang yang paling mulia menurut Allah. Allah ta’a berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah otang yang paling bertaqwa”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah- mudahan bermanfaat bagi kita semua.Amin
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah II
الْحَمْدُ اللهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِي بَعْدَهُ،
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَابِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴾ فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ.