Jeneponto – Dari awal kami datang ,kami ngumpul di Kantor Bupati Jeneponto,lalu kemudian kami di jemput oleh Kaur pemdes Kampala Bapak Rustam Dg Lili.
Kami pertama kali kami datang di Desa Kampala, kami merasa seperti tidak nyaman, karena kami datang pertama kali dan jauh dari kota ,kami agak kaget dengan suasananya.

Awal awalnya kami pengen pulang,mau cepat pulang. Kami selaku Kordes tentunya memiliki tanggungan jawab yang besar , karena kami ada 10 Orang ,9 orang yang kami harus tanggungjawab kan.
Nah ,apa lagi yang 9 orang ini karakter nya pun berbeda beda. Awalnya aku agak kesusahan meng hadapi 9 Orang itu, apa lagi ini kan suasana di kampung di desa dan pertama kali juga.
Disetiap kelompok pasti ada masalah, cara menyelesaikan masalah itu dengan cara Evaluasi, kita duduk sama sama,kita berikan kesempatan satu sama lain untuk menyampaikan apa keluhannya.
Bebera hari yang lalu, apa yang kami sampaikan ini untuk introspeksi masing masing. Nah, mungkin itu tidak nyaman dan atau agak pusing awal awal,apa lagi kan tanggung jawabnya kan besar.
Tetapi semakin hari setelah teman teman semua kerjain pokernya, lalu kemudian setelah ditegur, karena kita manusia tidak luput dari kesalahan.
Ananda Aditya Rafli menjelaskan bahwa Kita ada 11 poker (Program kerja) , terdiri dari 10 Poker individu dan satu poker kelompok.
Menurut Ananda Aditya Rafli, bahwa untuk kerja poker itu kita saling membantu, dan juga ada peduli terhadap pembagian tempat sampah disetiap Dusun. Ada lima tempat sampah kita bagikan,
Selain itu kata Ananda Aditya Rafli, bahwa kita ada 10 Program kerja, yang pertama itu, hipertensi,gula darah, IMT, asam urat.
Yang kedua memberikan edukasi untuk pencegahan hipertensi,pakan peduli anak , sikat gigi dilakukan di SD, edukasi cuci tangan, edukasi imunisasi.
Kesemuanya itu kita lakukan kolaborasi atau kerja sama dengan PKM Arungkeke. Kita juga memberikan Edukasi tentang tanaman obat obatan keluarga, hipertensi cara pembuatannya menggu nakan tumbuh tumbuhan ,sayur sayuran ,pembagian Abate,hanya itu yang terjangkau.
Ananda Aditya Rafli juga sebut bahwa Yang paling terkesan itu adalah tokoh pemudanya sangat membuat kita merasa nyaman .
Alasannya, karena semuanya itu dapat membantu kita ,dan disetiap ada keper luan kita tidak pernah membantah, tidak pernah liat liat kayak,kalau ditelpon cepat ada respon.
Bahkan mau kemanapun kita diantar. Tak hanya itu, kita juga kalau malam – malam kita juga ajak mereka untuk main main di depan POSKO .
Terkhusus Bapak Rustam Dg Lili bersama istri dan keluarga nya , kami semua sudah dianggap sebagai keluarga sendiri,sehingga kami merasa seperti di desa sendiri.
Tidak hanya itu, Ananda Aditya Rafli, menambahkan bahwa STUNTING BERESIKO sudah tidak ada di Desa Kampala ini. Yang ada stunting Anak tapi tidak beresiko,itupun tidak sampai 10 Orang dari lima dusun di desa Kampala.
Program stunting itu di laksanakan oleh PKM Arungkeke dan kita selalu ikut bersamanya.
Kalau stunting itu ada tapi tidak beresiko,akan tetapi kita berusaha melakukan pencegahan menuju ke stunting yang tidak beresiko.
Kemaren itu ada rembug stunting,dan ditemukan ada 8 orang Anak yang beresiko stunting.
Setelah kami melakukan observasi slama ini, masyarakat kadang kurang percaya yang namanya obat,masih minim informasi mengenai obat.
Selain itu pola hidupnya masih kurang karena disini sangat tinggi hipertensi, disebakan dari pola makannya,pola hidupnya,seperti takut minum obat,.
Pesan saya ke masyarakat Desa Kampala, ” jangan takut minum obat, karena yang bisa membuat kita bertahan lama hidup.”
Klo kita minum obat kita lihat juga kandungannya terhadap efek sampingnya dll.
Pesan saya ke Warga kita disini ,”agar tetap menjaga kesehatan,karena obat itu tidak membuat penyakit lain timbul.” Beber Ananda Aditya Rafli kepada redaksi Aliefmedia.co.id. Rabu malam 13-08-2025 pukul 20.33 wita.
Penulis: Redaksi ALIEF MEDIA NASIONAL.